Monday 17 June 2013

Tes Sidik Jari (Finger Print Analysis)

Beberapa waktu yang lalu aku menjalani Tes Sidik Jari STIFIN. Sebenarnya ada beberapa merk tes sejenis. Tetapi di kota ini aku baru mengenal Stifin saja, itu pun dikenalkan oleh Naila, sepupuku.

Sebenarnya sudah lama umi dan abi ingin mengajak aku mengikuti tes ini. Tetapi berdasarkan informasi yang kami dapatkan ternyata tes ini baru akurat dilaksanakan pada usia di atas 3 tahun. Dan sejak ulang tahun saya 25 Maret kemarin, umi dan abi baru sempat mengantar kemarin.

Aku punya hobi yang agak tidak biasa untuk anak perempuan seumuranku. Memanjat pohon, memanjat pagar, melompati kursi, menaiki tangga, apapun yang berbau tantangan fisik. Hal ini membuat orang yang tidak mengenalku bisa menganggapku "nakal". Padahal di saat yang lain aku juga bisa menjadi sangat manis, penurut, bertutur kata halus, dan sangat feminin.

Umi dan Abi melihat keunikan ini sehingga berusaha mencari tahu pola asuh yang paling sesuai dan pendidikan yang paling tepat untukku. Sampai akhirnya mamanya Naila merekomendasikan tes sidik jari ini untuk mengetahui minat, potensi, bakat, sifat, kecenderungan, serta pola belajarku sehingga dapat diarahkan pola didik yang paling sesuai untuk mengeksplorasi potensiku.

Beberapa alasan utama mengapa kami merasa perlu melakukan tes ini adalah:
1. Membantu mengetahui bakat besar yang terdapat dalam diri kita.
2. Memberitahu cara untuk mengeluarkan potensi yang masih tersembunyi, dan mengembangkannya.
3. Membantu kita untuk fokus pada kelebihan-kelebihan kita.
4. Membantu mengetahui kelemahan kita sehingga orangtua tahu cara menghadapinya.

Semua ini dilakukan agar kita dapat memilih sekolah yang tepat sejak usia dini, termasuk juga saat memilih kursus, mainan, buku, bahkan saat memilih lingkungan. Selain itu juga agar orangtua dapat lebih mengetahui keinginan dan cara menghadapi anak.

Tes ini dilakukan dengan men-scan 10 jari tangan kita, lalu mengirimkannya ke server pusat untuk dianalisa. Hasilnya keluar sekitar setengah jam kemudian. Biayanya IDR 250.000. Setelah membaca hasilnya, umi dan abi tertawa. Mereka terkejut dengan banyaknya kesamaan hasil tes dengan karakter saya. Disitu bahkan dijelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. Seperti mengungkap tabir, katanya. Ini tentu membantu mereka memahami mengapa saya suka memanjat? Mengapa saya susah belajar menulis di ruangan kecil dengan suasana belajar yang formal? Mengapa saya agak susah dirayu?

Dan hasil tes saya menunjukkan saya adalah Tipe Se atau Sensing extrovert. Cirinya antara lain:

-Berpijak pada yang nyata dan aktual
-Mengolah informasi berdasarkan panca indera
-Lebih berminat pada aplikasi praktis
-Faktual dan memperhatikan detil
-Menguraikan peristiwa secara urut
-Orientasi pada masa kini
-Menyerap gagasan  secara bertahap
-Menyukai kesempatan untuk praktek
-Mengandalkan pengalaman
-Pola bicara yang jelas dan teratur
-Pikiran yang terangkai – satu diikuti yang lainnya
-Berpikir linear, menggunakan fakta dan contoh yang jelas
-Menggunakan bahasa sebagai alat  komunikasiLebih memahami tubuhnya
-Tertarik pada pekerjaan yang membutuhkan kepraktisan
-Menyukai cerita non fiksi
-Memasukan detail dan fakta
-Mengingat masa lalu dengan akurat
-Cenderung mendengar sampai lengkap
-Langsung menuju sasaran

Pada dasarnya semua manusia itu unik dan tidak dapat dikotak-kotakkan atau diberi label. Tes ini hanya membantu kita saja untuk lebih memahami karakter anak (ataupun pasangan), sehingga bisa lebih menerima kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Serta menemukan trik dalam menghadapinya.

Ok, enough for today...

Love you as always,
QueenZa and Mom

No comments :

Post a Comment