Pages

Friday, 3 November 2017

Komunikasi Efektif Momicha Saat Sakit

KOMUNIKASI PRODUKTIF

"Momicha sakit. Sudah seminggu ini. Sakit apakah? Terus anak-anak bagaimana? Siapa yang menjaga?"


Hari 2
Game Level 1
Tantangan 10 Hari
Komunikasi Produktif
Kuliah Bunda Sayang, IIP, Batch #3

Hi Moms...
Memasuki hari kedua Kuliah Bunda Sayang di IIP. Materinya masih tentang "Komunikasi Produktif".

Kemarin saya sudah melakukan pengamatan pada tiap anggota keluarga dalam artikel sebelumnya. (KLIK)

LALU Bagaimana progress penerapan "Komunikasi Produktif" pada keluarga kami?



PROLOG
Selisih paham pada sebuah komunikasi sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif, agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.

Dalam materi "Komunikasi Produktif" ada salah satu kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi. Ini menarik sekali. Teorinya seperti ini:

"KAIDAH 7-38-55"
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.
Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).

CERITA HARI KEDUA
Saat membacanya saya jadi berpikir ulang.
Ternyata tingkat efektif nya kata-kata HANYA = 7%
Sementara Intonasi Suara = 38%
Bahasa Tubuh = 55%

Artinya,
Walaupun uminya ngomong sampai berbusa, kalo intonasinya ga tepat, apalagi sambil ngomel, dan bahasa tubuh yang tidak berperan, maka hasil komunikasi yang sampai ke anak-anak, jangan-jangan HANYA 7%. Oooooh Nooooooo....!!!!

Hahaha...
Ini Dia nihhhh...!!!!
Pantes kalo umi lg sakit dan tepar, anak-anak pada pinter-pinter, nurut, perhatian banget, dan saling menjaga, main bareng, bahkan sangat rukun.

Ya namanya emaknya sakit, walau masih anak-anak tapi mereka pasti ada rasa empati dan sedih juga, sehingga ga tega kalo mau bikin uminya marah.

Tapi mungkin juga...
Ini mungkin lho ya...
Mungkin juga ini karena masalah komunikasi tadi.
Karena kalo lg sakit, umi ga punya tenaga untuk ngomel (Kata-kata=7%).
Biasanya karena lemas, hanya bisa bisik-bisik (Intonasi lembut=38%).
Atau bahkan hanya mengandalkan bahasa isyarat untuk meminta sesuatu (Gesture=55%).

HAHAHA...
Jd kalo umi ngomel, komunikasi yang sampai, bisa-bisa hanya 7%.
Kalo umi sakit, lemes, cuma isyarat sama bisik2 totalnya malah bisa sampai 38+55= 93%
Hahaha,  Jadi lucu nih...

Kebetulan sudah seminggu belakangan ini saya memang sedang kurang sehat. Kepala pusing terus, badan meriang, bahu punggung leher sakit.
Makan pun tak enak. Tidur pun tak nyenyak.
(Hahaha, jadi kaya lagu melayu...)

Aktivitas yang bisa dilakukan pun terbatas. Masak sederhana saja, bikin MPASI, dan bersih-bersih rumah. Sebagian pakaian masuk laundry. Sebagian pekerjaan dibantu Abi...

Dan...
Tau ga apa yang terjadi?
Mba Anja (7,5 tahun)malah banyak membantu tanpa diminta. Dia inisiatif membantu merapikan ruang tamu. Merapikan meja makan. Kalo saya lagi tiduran, dia elus-elus kening saya. Dan tanpa disuruh, kalo pulang sekolah dia langsung takeover menjaga ade-adenya. (Umi jadi terharu nih, Mba...) Otomatis begitu pulang sekolah, ganti baju, Mba langsung main sama Mas AL sambil ngajak bercanda De EL.
Saya kondisikan semua ngumpul di kamar. Jadi walau sambil tiduran, saya masih bisa mengawasi anak-anak. Sesekali kami ngumpul di ruang tengah sambil saya tidur-tiduran di sofa melihat mereka bermain.

Bagaimana dengan Mas Alta (2,5 tahun) yang super aktif?
Dia justru jadi helpful sekali...
Tiba-tiba datang ke kamar sambil membawakan minuman dalam gelas plastik yang airnya penuh sekali sampai koclak-koclak nyiprat di sepanjang jalan dari meja makan sampai kasur... Untuk umi, katanya...

Tiba-tiba menghampiri lalu mijitin kepala umi dengan tangan yang belum cuci tangan (padahal habis makan nugget)...

Atau seperti kemarin, "Umi atit, atta ndi li"
Saya masih ga mudeng maksudnya.
Tau-tau ada suara di kamar mandi. Itu bocah siang-siang udah masuk kamar mandi dan basah kuyup dengan PAKAIAN LENGKAP. Ternyata maksudnya mungkin, karena umi sakit, jadi alta mandi sendiri aja. Fiewww... Padahal mah judulnya pengen main air...

Yah, walaupun ngeri-ngeri sedep alias lucu-lucu bikin kesel, tapi inisiatif dan perhatian Alta memang spesial. Dia selalu "Sesuatu" deh...

Dan sekali lagi, karena lemas dan pusing sangat, umi ga sanggup berkata-kata, hanya melanjutkan memandikannya. Dan memakaikan baju. Saat sedang membalurkan minyak telon, Mas Al pegang-pegang pipi umi trus bilang "Aap mi, Aap.." Dia minta maaf. Trus cium-ciumin pipi umi. Sepertinya walau tanpa kata-kata, dia bisa ngerti kalo saya tadi agak kesal.
Aaaah... Meleleh hati umi, Nak...

Bener ya, anak-anak itu terlahir dengan fitrahnya masing-masing..
Kita orangtua yang harus Lebih Kreatif dalam membersamai anak-anak...
Lebih Cerdas dalam mensiasati tingkah unik anak-anak...
Dan Lebih Sabar dalam menyikapi kejadian sehari-hari...


CATATAN HARI INI
Jadi kesimpulan hari ini adalah,
Ternyata tingkat efektif nya kata-kata HANYA = 7%
Sementara Intonasi Suara = 38%
Bahasa Tubuh = 55%
Optimalkan sebaik mungkin penggunaan Intonasi yang lembut dan Gesture, terutama pada anak-anak. Gunakan kata-kata secukupnya...
Simple and Short.

MasyaAllah...
Umi Abi masih belajar, Nak...
Ayo kita belajar sama-sama...
Bismillah...!!!


-Momicha-

P.S.:
I know I'm not Perfect,
But I try my Best...

No comments:

Post a Comment